Ikut Bantu Mensejahterakan Ekonomi Bangsa, BJB Mewujudkan Program Mesra
Buletin Nasioanal. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya menggerakan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Untuk mewujudkan itu, Bank BJb merespon dengan mewujudkan BJb Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera).
BJB mesra ini akan diluncurkan pada Selasa (27/11) ini di Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Dudi Sudradjat Abdurachim mengatakan, kaitan Kredit Mesra ini tidak lepas dari berkaca pada negara maju. Dimana banyak dihuni oleh wirausaha.
"Di kita (Indonesia) data terakhir baru 3,01. Idealnya klo bisa 4 persen wirausaha itu bisa menyelesaikan persoalan kaitan dengan pengangguran," ujar Dudi dalam kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/11).
Kredit Mesra ini bakal dioprasionalkan di rumah peribadatan, di antaranya Masjid dan Gereja. Dia katakan, dengan potensi Masjid yang cukup banyak di Jabar, bisa memaksimalkan upaya peningkatan ekonomi selain sekadar sosial peribadatan.
"Tren bisnis ke depan itu sosial ekonomi, ada tujuan sosial tapi ada juga bisnis ekonomi," ucapnya.
Dia tak menampik, rentenir menjadi salah satu persoalan para pelaku wirausaha. Demikian, Dudi berharap Kredit Mesra mampu menjadi solusinya.
"Melawan kekuatan raksasa besar harus dengan kekuatan masyarakat. Modal sosial di Masjid sudah cukup kuat. Saya meyakini kalau kita bisa bantu untuk perkuat model," katanya.
Alasan mengoprasionalkan di rumah ibadah, dia mencontohkan, dengan Indonesia sebagai negara dengan mayoritas beragama muslim, maka bisa dimanfaatkan secara maksimal. "Ada 62 masjid yang harusnya bisa dmanfaatkan untuk kegiatan peribadatan. Sebetulnya sudah ada yang bagus, tinggal ditambah supaya lebih banyak lagi (yang bagusnya)," imbuhnya.
Sementara itu, Pemimpin Divisi Kredit UMKM Bjb Dedi Mulyadi menyampaikan untuk mekanisme, nantinya pada setiap rumah ibadah akan dibentuk kelompok dengan jumlah 5 hingga 10 orang. Baik itu yang sudah memiliki usaha dan yang belum. Namun, syaratnya harus ada rekomendasi dari pengurus rumah ibadah.
"Oleh kami dilatih dulu untuk masalah keuangan atau pengelolaan. Lalu dbentuk proses kredit. Sebelum pelaksanaan kredit," ujar Dedi.
Untuk plafon kredit, yaitu Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta per orang, di mana menggunakan sistem tanggung renteng. Selain itu, bebas agunan dan tanpa bunga, dengan jangka waktu satu tahun.
"Hanya administrasi di awalnya 8% persen untuk 6 bulan dan 9,5% untuk 12 bulan, sehingga angsuran tiap bulan hanya pokoknya saja, tidak seperti halnya perbankan atau bisnis bank lain," papar dia.
BJB mesra ini akan diluncurkan pada Selasa (27/11) ini di Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Dudi Sudradjat Abdurachim mengatakan, kaitan Kredit Mesra ini tidak lepas dari berkaca pada negara maju. Dimana banyak dihuni oleh wirausaha.
"Di kita (Indonesia) data terakhir baru 3,01. Idealnya klo bisa 4 persen wirausaha itu bisa menyelesaikan persoalan kaitan dengan pengangguran," ujar Dudi dalam kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/11).
Kredit Mesra ini bakal dioprasionalkan di rumah peribadatan, di antaranya Masjid dan Gereja. Dia katakan, dengan potensi Masjid yang cukup banyak di Jabar, bisa memaksimalkan upaya peningkatan ekonomi selain sekadar sosial peribadatan.
"Tren bisnis ke depan itu sosial ekonomi, ada tujuan sosial tapi ada juga bisnis ekonomi," ucapnya.
Dia tak menampik, rentenir menjadi salah satu persoalan para pelaku wirausaha. Demikian, Dudi berharap Kredit Mesra mampu menjadi solusinya.
"Melawan kekuatan raksasa besar harus dengan kekuatan masyarakat. Modal sosial di Masjid sudah cukup kuat. Saya meyakini kalau kita bisa bantu untuk perkuat model," katanya.
Alasan mengoprasionalkan di rumah ibadah, dia mencontohkan, dengan Indonesia sebagai negara dengan mayoritas beragama muslim, maka bisa dimanfaatkan secara maksimal. "Ada 62 masjid yang harusnya bisa dmanfaatkan untuk kegiatan peribadatan. Sebetulnya sudah ada yang bagus, tinggal ditambah supaya lebih banyak lagi (yang bagusnya)," imbuhnya.
Sementara itu, Pemimpin Divisi Kredit UMKM Bjb Dedi Mulyadi menyampaikan untuk mekanisme, nantinya pada setiap rumah ibadah akan dibentuk kelompok dengan jumlah 5 hingga 10 orang. Baik itu yang sudah memiliki usaha dan yang belum. Namun, syaratnya harus ada rekomendasi dari pengurus rumah ibadah.
"Oleh kami dilatih dulu untuk masalah keuangan atau pengelolaan. Lalu dbentuk proses kredit. Sebelum pelaksanaan kredit," ujar Dedi.
Untuk plafon kredit, yaitu Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta per orang, di mana menggunakan sistem tanggung renteng. Selain itu, bebas agunan dan tanpa bunga, dengan jangka waktu satu tahun.
"Hanya administrasi di awalnya 8% persen untuk 6 bulan dan 9,5% untuk 12 bulan, sehingga angsuran tiap bulan hanya pokoknya saja, tidak seperti halnya perbankan atau bisnis bank lain," papar dia.
Komentar
Posting Komentar